21 Jul 2013

Tegang, Sistem Baru Orientasi Akhirnya Disepakati

Sistem pengenalan kampus kepada mahasiswa baru sering menjadi polemik di setiap awal tahun ajaran. Untuk itu, seluruh Ketua Jurusan (Kajur) menyepakati adanya sistem baru. Hasil tersebut disosialisasikan kepada setiap ketua organisasi mahasiswa (ormawa), Selasa (16/7). Meski sempat tegang, sistem baru tersebut akhirnya diterima.

Gedung Rektorat, - Sosialisasi terkait sistem baru masa orientasi mahasiswa baru (maba) yang akan diterapkan mulai tahun 2013 ini dihadiri oleh kajur, kabinet BEM ITS, dan kahima seluruh jurusan di ITS. Salah satu poin dari sosialisasi tersebut adalah pengaderan yang biasa dilaksanakan selama satu semester atau bahkan lebih itu harus lebih dimampatkan.

''Kaderisasi merupakan proses yang akan terus kita alami sepanjang hayat,'' ujar Dr techn Pujo Aji ST MT. Sepakat dengan Tim Konsultasi Kemahasiswaan (TKK) dari Jurusan Teknik Sipil tersebut, Dr.Ir. Bambang Sampurno MT juga memberi arahan tentang perbedaan antara orientasi dan kaderisasi. Ia mengatakan orientasi merupakan masa pengenalan kampus, sedangkan kaderisasi adalah pembentukan karakter.

Menurutnya, orientasi yang seharusnya terlaksana selama ini justru mengarah kepada kaderisasi berkepanjangan. ''Yang mana kaderisasi tersebut tidak jelas output dan indikator pelaksanaannya,'' papar Kepala Badan Pembinaan Kemahasiswaan ITS menegaskan.

Dampak psikis yang dialami mahasiswa juga menjadi pertimbangan khusus. Selalu ada mahasiswa baru yang sedang dalam masa pengaderan merasa tertekan bahkan trauma. Tak jarang para dosen mendapat keluhan dari orang tua mahasiswa atas yang terjadi kepada anaknya. ''Bahkan ada yang langsung menyatakan keluar dari kampus ITS,'' Pujo menimpali.

Menanggapi hal tersebut, Presiden BEM ITS, Zaid Marhi Nugraha sempat merasa terjadi disorientasi dalam mengikuti acara di ruangan itu. Lantaran yang ia pikir forum diskusi justru merupakan forum sosialisasi.

Ia merasa kehadirannya dan kawan-kawan mahasiswa yang lain tidak memiliki bagian untuk ikut serta merumuskan sistem baru tersebut. Lelaki yang akrab disapa Ari itu juga mengakui adanya dampak-dampak negatif dalam proses kaderisasi selama ini. ''Tapi tidak dipungkiri juga bahwa dampak positif kaderisasi juga besar,'' ujarnya melakukan pembelaan.

Dalam sanggahannya, ia kurang setuju atas sosialisasi yang baru dilakukan saat ini. Kondisinya, konsep kegiatan sudah dibuat jauh-jauh hari, sedangkan masa liburan ini sangat sulit untuk melakukan pembaharuan konsep. ''Saya bisa pastikan pelaksanaan kaderisasi tahun ini akan jauh lebih baik dari sebelumnya, namun saya tidak menjamin jika yang diberlakukan adalah sistem baru,'' tukas Ari.

Menengahi ketegangan tersebut, beberapa kajur mengungkapkan bahwa mereka turut bertanggung jawab pada masa orientasi kali ini. Sehingga tak ada yang perlu dikhawatirkan dalam pelaksanaanya. Setelah dirasa cukup reda, sosialisasi pun dilanjutkan dengan menyampaikan tiga hal fundamental yang mendasari perbaikan ini. Ada durasi, materi, dan juga sikap. Untuk durasi, diputuskan bahwa pelaksanaan masa orientasi tidak boleh lebih dari satu minggu

Satu minggu tersebut dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru. Yakni seminggu sebelum perkuliahan. Harapannya kegiatan orientasi tidak mengganggu perkuliahan meski kalender akademik harus mundur selama seminggu. Setelah seminggu itu tidak diperbolehkan ada kegiatan orientasi. ''Selama ini sudah banyak yang melanggar batas waktu yang telah ditentukan, bahkan masih ada yang melaksanakan pada hari libur,'' ujar Bambang.

Dari situlah, Bambang juga mengemukakan penilaiannya terkait evaluasi pelaksanaan sebelumnya. Yang seharusnya melakukan pembinaan justru terselip tindakan indisipliner dengan berbagai dalih. Untuk itu ia berharap mahasiswa ITS lebih konsisten terhadap aturan yang diberlakukan.

Yang kedua adalah materi. Materi yang disampaikan pada saat orientasi nantinya sifatnya tidak boleh menekan, justru harus motivasional. ''Materi wajib disiapkan sesuai dengan tujuan orientasi, joyful, learning, dan motivasional,รข€ tegasnya.

Melalui materi tersebut mahasiswa baru harus diarahkan ke tiga hal yang menjadi passion mereka. Yakni minat bakat, keilmiahan, dan juga keorganisasian. Untuk nilai-nilai yang harus disampaikan adalah terkait pengembangan softskill, pengenalan laboratorium, cara berkomunikasi dengan stakeholder di kampus, ajakan untuk aktif dalam kegiatan kampus, dan terkait do and don't kehidupan kampus.

Masa orientasi selama seminggu ini pun tidak selesai begitu saja. Materi yang disampaikan sebaiknya ada upaya tindak lanjutnya. Misalkan untuk minat bakat, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) diharapkan dapat memberi rekomendasi ke Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) terkait nama-nama mabanya yang memiliki kemampuan di sana. (oly/izz)

0 komentar:

Posting Komentar

 





Mode Views: